Rabu, 29 Oktober 2008

NoNtOn PiLeM

Sejak video klip Nidji yg Laskar Pelangi, wara-wiri di tivi, aku jadi pengen banget nonton filmnya. Setelah berusaha meluangkan waktu (saaaahhh...berasa sok sibuk! hehe..), akhirnya kesampaian nonton juga di Semanggi.

Nggak tau yah, tapi ko rasanya lebih 'bergetar' waktu nonton Naga Bonar Jadi 2, ya?! Mungkin karena udah baca bukunya duluan, jadi jalan cerita dan ekspektasinya terlalu tinggi. Malah bagusan video klip nya Nidji itu, kupikir. Lebih 'bicara' dan enak dilihat-didengarnya. Sebenernya, filmnya sendiri termasuk bermutu menurutku. Bagus banget ditonton oleh seluruh anggota keluarga. Membumi, ringan, bikin ketawa. Yang jelas, jadi kangen pengen ke Belitung lagi! Ngeliat batuan granit super besar dan pantai2nya yg super indah. Tapi catet, bukan dlm rangka bekerja! Murni LIBURAN!!

CURHAT

Sebab :
Banyak kerjaan

Akibat :
- Tidur lewat dini hari
- Nggak bisa bangun pagi
- Shalat subuh terlewati
- Rasa bersalah mengisi hati
- Sarapan cuma kopi
- Browsing lowongan dan ngeblog gak bisa tiap hari
- Nulis buku gak jadi2
- Baca buku gak dinikmati
- Hangout jarang sekali
- Gak puitis lagi! :(

Kesimpulan :
Jangan banyak kerjaan...biar bisa liburan, senang-senang tapi tetap banyak uang!!! ;>

Sabtu, 18 Oktober 2008

Video Klip Cerdas!

Pagi-pagi lihat video klip terbarunya Letto yg "Bunga di Malam Itu". Dalam hati berkata, "Awas, kalau sampai ada model cewek cantik yg dipuja-puja di video klip ini!" Dan syukurlah, sampai akhir lagu, tetap gak adaJ Prediksiku gak beda, Ini lagu untuk memuji-NYA. Lantunan kerinduan dan kebutuhan akan Tuhan. Dan sang sutradara memvisualisasikan itu dg cukup cerdas. Gak ada sisi agamis yg terlalu ditonjolkan, tapi tetap bisa terbaca nuansa religinya. Salut buat Letto & the video clip maker!

Malam itu lah malamku
Ketika aku bertemu denganmu
Dalam hati ku tersedu
Tanganku tergenggam menahan haru
Mataku tak lepas darimu
Walaupun ku sendiri ragu

Bunga menebar sejuk wewangian malam itu
Ku tak mampu menahan rasa yang tak menentu
Lalu muncullah rasa di dalam benakku
Ku tak pantas memandangi wajahmu

Rindu itu belum hilang
Walau pertemuan itu terkenang
Dalam hatiku berdoa
Jangan sampai aku pernah terlupa

PadaMu penjaga hidupku, Tak pernah meninggalkan aku.

Selasa, 07 Oktober 2008

FRIENDSHIP - LEBARAN - DAN REUNIAN

Sudah nonton film Sex And The City?
Bukan film baru sih, aku juga beberapa bulan lalu nontonnya, ngacir dari kantor sama temen2 ke Hollywood KC dan antri panjaaaaaaaaaaaaaaanggg benjet! Hehe....
Bukannya mau me-review film itu sih, cm ingin menggarisbawahi, bahwa itu adalah salah satu film yg menggambarkan tentang persahabatan dan ‘ngena’ di hati! Inget gak, waktu Carry (Sarah Jessica Parker) mukul calon suaminya yg ‘ngabur’ karena merasa ragu utk menikah, lalu teman2 Carry datang memeluk dan ‘membela’ Carry? Owwh....berasa banget berartinya teman..sahabat disitu.

Jadi inget, kayanya di setiap tempat atau lingkungan, aku selalu punya teman akrab. Teman yg saling membela. Teman wara-wiri kesana-kemari :D

Waktu TK, temen akrabku adalah cowok kecil gendut yg rumahnya depan rumahku dan selalu menghampiri saat berangkat sekolah. Namanya Bayu Pamungkas (where are you?). Saking akrabnya, dulu waktu aku pindah ke Jogja, kami selalu aktif berkirim kabar lewat surat. Tulisan ceker ayam dengan pinsil di selembar kertas buku tulis itu terasa hebat sekali. Padahal apa yg kami tulis standar dan selalu itu dan itu saja. Diawali dengan tanya kabar, balik mengabari bahwa diri kita berkabar baik - sehat wal afiat, lalu tanya sedang apa, kapan maen bersama lagi serta rangking berapa di sekolah. Setelah dirasa hampir penuh satu halaman, suratpun akan ditutup dg kalimat2 yg jg standar dan itu2 saja... kiranya sekian, pantun empat kali empat sama dengan enambelas, lalu salam, tanda tangan dan nama terang.
O, iya...satu lagi, pasti ada tulisan “ n.b “ alias nambah di bawah halaman surat. Entah sekedar mengingatkan suatu hal atau wanti2 untuk segera membalas:) Aku lupa kapan persisnya surat menyurat itu berakhir, mungkin ketika kami mulai sama2 menemukan teman2 akrab yg baru.

Saat SD di dekat rumah simbok, aku punya teman akrab yg kupanggil ‘Bakmiyatun’ . Padahal yg bener ‘ Mbak Yatun’. Entah siapa nama panjangnya. Dia sahabat yg hebat. Lingkungan baru super asing yg kuhadapi terasa menenangkan jika bersamanya. Sosoknya melindungi dan terasa lebih dewasa meski kami sebaya. Kalau ia ke sekolah tanpa alas kaki, aku pun akan merengek minta ijin ibuku utk tdk bersepatu juga. Nyaman sekali menapaki jalan tanah di kampung menuju sekolah dg telapak kaki terbuka, yang disetiap pengkolannya kami bertemu teman2 satu sekolah juga. Tapi jangan harap kami mau jalan bareng kalau ia laki2, ya! Khusus perempuan saja!:)

Di SD berikutnya (dekat rumah Pakdheku), aku punya teman akrab namanya Sutrah. Rambutnya panjang sepantat, yg kalau habis keramas akan tergerai lepas, tapi kalau tidak, akan dikuncir tinggi...haluuss sekali karena diminyaki. Badannya lebih besar dariku. Sosoknya juga lebih kalem dan dewasa. Pintar mengaji karena keluarganya jg sangat Islami. Dulu, kalau habis olahraga, biar bisa jajan macem2, aku dan teman2 yg lain sering nyuri waktu ke rumah Sutrah yg gak jauh dari sekolahan untuk sekedar minum bergelas2 air putih. Dengan begitu, kami bisa menggunakan uang saku yg ada untuk beli es sirup, ciki, arem2, permen, gulali, atau makanan ringan yg lain. Managemen uang ternyata sudah kulakukan saat itu hehehe...

Di SMP, aku punya dua sahabat dekat. Yang satu namanya Fina Alfiani. Dia bener2 tipe cewek yg bikin ‘iri’. Bayangkan, Fina ini cantiknya bukan main. Ia juga sangat pintar, baik hati dan anak orang berada. What a perfect life?:) Tiga tahun aku duduk sebangku dengannya.
Satunya lagi bernama Purwani Utami. Aku memanggilnya Mbak Uut, karena sebelum satu SMP, aku sudah lebih dulu mengenalnya di lingkungan rumah (yg baru saja kami tinggali, waktu itu). Uut inilah yg akan ‘melaju’ bersamaku hingga SMA-kuliah-menikah-selamanya (amiin), karena kami sudah seperti saudara. Orangtuanya baiiikkk banget. Sudah kuanggap ortuku juga. Bersama Fina & Uut, jiwa ABG ku berkembang saat itu. Masing2 punya cem-ceman. Tiap hari gak terlewati tanpa ngerumpi. Apalagi kl bukan tentang si doi yg menggetarkan hati?! Hwuakakakakakk....

Sekolah SMA di kota Jogja, membuatku harus ngekos. Itulah kali pertama aku mulai hidup ‘jauh’ dari orang tua. Teman kamarku, ya Uut tadi. Di sekolah sendiri, terasa makin banyak teman yg bisa diakrabi. Ternyata jadi siswa SMA, pikiran dan diri kita lebih terbuka. Kita bisa bersahabat dengan banyak orang:) Begitu juga ketika kuliah. Selain tetap sekos-kosan dg Uut, teman2ku di kampus juga dekat semua. Semua bernilai sama, sepertinya. Tapi, ada sih yg paling dekat....yaitu, ketika yg namanya ‘pacar’ mulai hadir di keseharian;) Dan saat itu terjadi, ada sekian persen waktu bersosialisasi kita yg tersita untuk bersama pacar bukan? Jadi sebenarnya, pacaran itu menguntungkan tidak? Hehehehe....

Lingkungan akademi berganti dengan lingkungan kerja. Di beberapa tempat kerja yg pernah kusinggahi juga banyak teman2 dekat yg sangat berarti. Masing2 memberikan warna yg berbeda. Dan semakin kesini, yg namanya friendship itu terasa semakin berarti. Ada banyak cerita, kesedihan, kesenangan dan ‘kegilaan’ yg bisa dilakukan bersama temans. I love it!

Libur lebaran, biasanya aku manfaatin untuk bertemu teman2 lama. Entah kunjungan perorangan (dikunjungi ato mengunjungi) atau barengan. Semakin kesini, setiap orang punya kesibukan yg makin kompleks. Jadi tren kunjungan perorangan mulai diganti kumpul2 bareng atau reunian saja. Simpel, singkat, padat!
Dan kemaren, Amplas Jogja kembali menjadi saksi bisu (halah...) berkumpulnya orang2 ‘awal’ di JogjaTV. Ada yg udah punya anak, ada jg yg masih jomblo (ehem!). Senangnya bisa mengenal ‘orang2 baru’ dikehidupan teman2ku itu. Ada banyak cerita, ketawa, kenangan dan kenarsisan hehe...ini buktinya (punten, hasil fotonya pada blur :( Catuuur, minta foto dr kameramu duunkss!!):






(Ringkasan cerita dibalik reuni : Siska -with her husband & Hanin, the daughter- came first..., then me, Bhagas and Pascal's family -Mba Wulan & Ken. Felix's family -his wife & Dayus, the son- coming then, while Siska should be gone. And the last joined was 'mr.black' Catur. Army sempet respon SMS mau datang kalau bisa, tp mungkin krn sedang hamdan alias hamil badan hehe...atau suatu hal, jd gk bisa. Dwi gk mudik, jd ya gk dtg. Poppy pengen ikutan, tp ada acara keluarga ke Solo. Sempet request ganti tanggal sebelum or sesudahnya, tp setelah diotak-atik, emang susah nemuin semua jadwal sama:p Lalu bapak Andika yg sedianya bisa, ternyata jg musti ada urusan keluarga ke Wonogiri. Padahal kami menanti cerita Ambon manise darinya hehe... Aa'Git jg musti nganter sang istri yg akan balik ke Jakarta. Sementara mas Erly gk bisa dateng karena kerja. Busyeett, Er..rajin kali kau ini!:D Ibu Sulis jg pamit ndak dateng gara2 musti berkunjung ke sanak saudara-aku disuruh membayangkan berapa jmlh budhe pakdhe dari 4 istri simbahnya- yg hrs ia kunjungi hihihi....pegel gak buu??! Mas Yayan tidak bisa hadir karena masih ditempat saudaranya yg jauh disana. Lalu bapak Budi -yg paling dulu resign itu-sempat konfirm ke Siska mau datang dari Semarang tp ko' ya tak kunjung tiba!:p KESAN : Siska makin berisi, dewasa dan rilex jd ibu bahagia, Bhagas terlihat lebih ceria dan tetap pendiam seperti biasa :p..., Pascal tetap matang dan asik diajak bicara - btw, thanks for the SMS yaa...aku terharu hihi- Catur tetap 'hitam' , sumeh dan muda..hohoho. Dan ini nih yg 'tidak tetap' ; Felix kurus bangeeettt!!! Kok bisa, sih? Kasih tips dietnya duoonggss!! hehehe.... )

Kelihatannya memang sekedar kumpul sambil makan, ngobrol dan ketawa2, tapi bagiku, itu adalah suntikan energi untuk hidup. Something different yg akan mengkreatifkan otak karena tidak dijejali hal2 rutin apalagi monoton. Charger yg bikin semangat, karena ternyata kita masih punya teman, punya orang2 terbaik, punya orang2 yg bisa disayangi dan menyanyangi kita. Menjadi manusia yg LEBIH berarti. Bukankah itu yg kita cari?

SIMBOK

Sore tadi, Simbok meninggal. Di hari kedua Lebaran, 1429 H. Saat semua anak, mantu, cucu dan buyutnya berkumpul. Mungkin, ini hadiah Gusti Allah untuk Simbok, bisa pergi dg dihantarkan oleh semua keturunannya.

Kata Paklik, usia Simbok 87 tahun. Itu pun hanya perkiraan, dari hasil menambahkan tiga tahun lebih tua dari usia adik Simbok yang sudah meninggal lebih dulu, 40 hari yang lalu. Simbok memang tak pernah tau, kapan tepatnya ia dilahirkan. Mungkin bagi orang tua Simbok (mbah buyutku), dan bagi Simbok sendiri, mengingat tanggal kelahiran itu tidak penting. Jadi, jangan pernah tanya juga, apakah Simbok pernah meniup lilin di atas kue tart ulang tahun:)
Tapi anehnya, Simbok tak pernah lupa untuk membuatkan bubur merah putih dan beberapa bahan sesaji disaat neptu hari kelahiran anak atau cucunya. Kok bisa inget, ya?

"Aku duwe gulo enak! Gulone kuning, krenyes-krenyes. Lha gae wis tak cuil-cuil nggo kowe!"
Selalu itu yg ‘dipamerkan’ Simbok, kalau aku berkunjung ke rumahnya. Lalu, dengan girang aku ke pawon (dapur) mengambil potongan2 gula jawa yg dimaksud tadi. Sambil senyum2, Simbok memperhatikanku mengunyah gulanya. Lalu ia akan mulai memujiku, "Kowe kok, tambah ayu saiki?" "Yo, sopo sik, ta..simbahe..." Jawabku sambil menggodanya. "Hayah! Hehehe...." Selalu itu tanggapan Simbok, sambil senyum menjep, ‘nyuil’ daguku dan berlalu untuk melakukan aktivitas lagi.

Dan pada akhirnya, semua yang hidup akan mati...
Hari ini Simbok, esok entah siapa lagi. Maut adalah hal terdekat kita. Sayangnya, kita sering lupa. Sayangnya, kita sering menganggap remeh, apa yang akan terjadi setelah mati. Sayangnya, kita sering merasa yakin akan bisa menjawab tanya; Siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu? Dan Apa agamamu? Sayangnya, kita sering terlalu percaya diri, bahwa kalau sudah berbuat baik, surgalah yang menanti. Kita lupa, bahwa ridho Allah adalah kunci penentu 'pintu' mana yang akan kita masuki.
Semoga Allah ridho sama Simbok...semoga Allah sayang sama Simbok...

"Jika surga dan neraka tak pernah ada, apakah kita akan tetap bersujud kepada-NYA?"

Tuhan Maha Adil, diciptakan-NYA surga dan neraka sebagai balasan yang adil, seadil-adilnya untuk perbuatan manusia di dunia. Untuk keadilan yang mungkin tak kita dapatkan di dunia. DIA Maha Mengetahui . Dia Maha Tahu, bahwa di bumi ini, tidak semua orang mendapatkan keadilan. Jadi, tidak usah risau jika hukuman untuk para koruptor di bumi ini hanya sekian bulan saja. Tidak perlu nekat, jika perbuatan baik kita diaku oleh orang lain. Tidak perlu sewot, jika maling motor keburu meninggal sebelum diadili. Akan ada pengadilan Sang Maha Adil. Setiap jiwa akan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Tak ada yang menurunkan dosa, tak ada yang kembali untuk hidup ‘coba-coba’. Maka, bersiaplah untuk surga atau neraka!
Andaikan ego dan kebodohan tetap meng-ignore semua itu, yakinlah bahwa berterimakasih untuk semua ini pada-NYA adalah hal indah yang diingini jiwa.
Kagem Simbok, mugi-mugi, Gusti Allah pinaringan dalan ingkang padang, dipun ampuni dosane, dipun tampi amal lan ibadahe.
Innalillahi wa innaillaihiroji’un....

THE QUOTE

Miss Quote is back! Hehehe...
Sayangnya, daya ingat miss quote kok makin menurun ya?!:( Jangankan nginget quote2 panjang, nginget nama orang yg baru kenalan saja pasti segera lupa. Jangan2 kebanyakan dosa nih? Huhuhu...

"Cinta sejati, tak pernah hilang. Mungkin ia tersembunyi, tapi akan hadir lagi. Ia menunggu untuk dicari. Mengulang semua kenangan dan mengembalikan semua yg tertunda"
Hehehe...ini bukan quote murni. Sumprit, gara2 ingatan yg buruk, baru semalem dapet udah langsung lupa aja gituuu. Aaaarrrgggh!!

Sekitar lima belas tahun yang lalu, ada sebuah rasa manis yang hadir di hati ini. Terus tumbuh dalam kediaman, pada seseorang yg dekat tapi terasa jauh. Sekedar bisa mengagumi lewat mata, sembari menyelipkan doa-doa di bibir mungil. Sampai akhirnya waktu membatasi, dan harus dibuangnya semua rasa. Aku lupa, apakah dulu sempat mengucapkan ini; Tuhan, pertemukan kami dalam keadaan yg lebih baik nanti.

Lima belas tahun kemudian, ada pertemuan. Kata Sang Alkemis, selalu perhatikan tanda-tanda. Aku pun mulai mengusik, merangkai dan mengartikan yg terjadi di depan mata...mencari tahu, apakah ada yg tersisa. Mencari jawab, apa artinya semua ini?

Lima belas tahun mengajariku banyak hal. Tentang setia, tentang rasa, tentang berbeda, tentang pilihan-pilihan dan tentang kemauan diri sendiri. Mengerti, bahwa jalan hidup bukanlah batu karang yg kokoh diam tak tergoyahkan, melainkan seperti air yg akan mewujud sesuai tempat yg kita berikan... mengalir pada arah yg kita tentukan... sampai di muara karena keridhoan...dan bergabung dg laut luas yg bebas tapi tetap berbatas.

Akhirnya, selalu syukur yg terucap...jika tak pernah kehilangan hal yg berarti, bagaimana mungkin kita akan tau itu berarti? Bagaimana mungkin aku akan tau, bahwa ini lebih baik dari itu, atau itu lebih berharga dari ini?

Begitulah alam semesta bekerja...memberikan hikmah pada akhirnya.