Selasa, 07 Oktober 2008

SIMBOK

Sore tadi, Simbok meninggal. Di hari kedua Lebaran, 1429 H. Saat semua anak, mantu, cucu dan buyutnya berkumpul. Mungkin, ini hadiah Gusti Allah untuk Simbok, bisa pergi dg dihantarkan oleh semua keturunannya.

Kata Paklik, usia Simbok 87 tahun. Itu pun hanya perkiraan, dari hasil menambahkan tiga tahun lebih tua dari usia adik Simbok yang sudah meninggal lebih dulu, 40 hari yang lalu. Simbok memang tak pernah tau, kapan tepatnya ia dilahirkan. Mungkin bagi orang tua Simbok (mbah buyutku), dan bagi Simbok sendiri, mengingat tanggal kelahiran itu tidak penting. Jadi, jangan pernah tanya juga, apakah Simbok pernah meniup lilin di atas kue tart ulang tahun:)
Tapi anehnya, Simbok tak pernah lupa untuk membuatkan bubur merah putih dan beberapa bahan sesaji disaat neptu hari kelahiran anak atau cucunya. Kok bisa inget, ya?

"Aku duwe gulo enak! Gulone kuning, krenyes-krenyes. Lha gae wis tak cuil-cuil nggo kowe!"
Selalu itu yg ‘dipamerkan’ Simbok, kalau aku berkunjung ke rumahnya. Lalu, dengan girang aku ke pawon (dapur) mengambil potongan2 gula jawa yg dimaksud tadi. Sambil senyum2, Simbok memperhatikanku mengunyah gulanya. Lalu ia akan mulai memujiku, "Kowe kok, tambah ayu saiki?" "Yo, sopo sik, ta..simbahe..." Jawabku sambil menggodanya. "Hayah! Hehehe...." Selalu itu tanggapan Simbok, sambil senyum menjep, ‘nyuil’ daguku dan berlalu untuk melakukan aktivitas lagi.

Dan pada akhirnya, semua yang hidup akan mati...
Hari ini Simbok, esok entah siapa lagi. Maut adalah hal terdekat kita. Sayangnya, kita sering lupa. Sayangnya, kita sering menganggap remeh, apa yang akan terjadi setelah mati. Sayangnya, kita sering merasa yakin akan bisa menjawab tanya; Siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu? Dan Apa agamamu? Sayangnya, kita sering terlalu percaya diri, bahwa kalau sudah berbuat baik, surgalah yang menanti. Kita lupa, bahwa ridho Allah adalah kunci penentu 'pintu' mana yang akan kita masuki.
Semoga Allah ridho sama Simbok...semoga Allah sayang sama Simbok...

"Jika surga dan neraka tak pernah ada, apakah kita akan tetap bersujud kepada-NYA?"

Tuhan Maha Adil, diciptakan-NYA surga dan neraka sebagai balasan yang adil, seadil-adilnya untuk perbuatan manusia di dunia. Untuk keadilan yang mungkin tak kita dapatkan di dunia. DIA Maha Mengetahui . Dia Maha Tahu, bahwa di bumi ini, tidak semua orang mendapatkan keadilan. Jadi, tidak usah risau jika hukuman untuk para koruptor di bumi ini hanya sekian bulan saja. Tidak perlu nekat, jika perbuatan baik kita diaku oleh orang lain. Tidak perlu sewot, jika maling motor keburu meninggal sebelum diadili. Akan ada pengadilan Sang Maha Adil. Setiap jiwa akan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Tak ada yang menurunkan dosa, tak ada yang kembali untuk hidup ‘coba-coba’. Maka, bersiaplah untuk surga atau neraka!
Andaikan ego dan kebodohan tetap meng-ignore semua itu, yakinlah bahwa berterimakasih untuk semua ini pada-NYA adalah hal indah yang diingini jiwa.
Kagem Simbok, mugi-mugi, Gusti Allah pinaringan dalan ingkang padang, dipun ampuni dosane, dipun tampi amal lan ibadahe.
Innalillahi wa innaillaihiroji’un....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar