Untukmu yang mengawasiku di garis waktu.
Aku tak sedang mempermainkan hatimu. Aku pun tak sedang menguji kesetiaanmu. Jadi jangan pergi, tetaplah mengawasiku.
Aku senang saat kita berbincang. Meski tak ada suara terucap, senyummu adalah nada keindahan yang terasa gombal jika kudeskripsikan. Petuah bijak bilang, saling sayanglah tanpa mengharap balasan. Maka itu yang akhirnya kulakukan, menyayangimu tanpa ingin kau tau.
Jangan bertanya, bentuk sayang seperti apa yang kupunya. Lihatlah dan bacalah saja. Maka, desir hati yang kau rasakan, itulah sayang yang ingin kuhadirkan.
Untukmu yang menemaniku di garis waktu.
Surat cinta ini tak hendak membuatmu makin mencintaiku. Membuatmu terjaga dan terus menemaniku adalah cinta yang diam-diam kudoakan pada Tuhan. Kelak jika kutemui jodoh pastiku, kuharap ia sepertimu, tidak terus terang menyayangiku, tapi terus kurasakan sayangmu. Bukankah itu yang paling penting bagi perempuan; merasa dicintai.
Untukmu yang ada bersamaku di garis waktu.
Pergilah jika kau lelah. Jalani hidupmu dan aku pun begitu. Aku membebaskanmu, kau pun tak menahanku. Aku mendoakan bahagiamu, kau pun mensyukuri kegembiraanku.
Tak ada yang bisa memastikan kita. Garis waktu pun akan terus berjalan .
Jika nanti kau mencari, semoga garis waktu ini masih kudiami.
Aku tak sedang mempermainkan hatimu. Aku pun tak sedang menguji kesetiaanmu. Jadi jangan pergi, tetaplah mengawasiku.
Aku senang saat kita berbincang. Meski tak ada suara terucap, senyummu adalah nada keindahan yang terasa gombal jika kudeskripsikan. Petuah bijak bilang, saling sayanglah tanpa mengharap balasan. Maka itu yang akhirnya kulakukan, menyayangimu tanpa ingin kau tau.
Jangan bertanya, bentuk sayang seperti apa yang kupunya. Lihatlah dan bacalah saja. Maka, desir hati yang kau rasakan, itulah sayang yang ingin kuhadirkan.
Untukmu yang menemaniku di garis waktu.
Surat cinta ini tak hendak membuatmu makin mencintaiku. Membuatmu terjaga dan terus menemaniku adalah cinta yang diam-diam kudoakan pada Tuhan. Kelak jika kutemui jodoh pastiku, kuharap ia sepertimu, tidak terus terang menyayangiku, tapi terus kurasakan sayangmu. Bukankah itu yang paling penting bagi perempuan; merasa dicintai.
Untukmu yang ada bersamaku di garis waktu.
Pergilah jika kau lelah. Jalani hidupmu dan aku pun begitu. Aku membebaskanmu, kau pun tak menahanku. Aku mendoakan bahagiamu, kau pun mensyukuri kegembiraanku.
Tak ada yang bisa memastikan kita. Garis waktu pun akan terus berjalan .
Jika nanti kau mencari, semoga garis waktu ini masih kudiami.

Acara gathering-nya dikemas santai, banyak becandaan, tapi seru. Ada talkshow dengan penulis buku - Alberthine Endah, editor Gramedia – mbak Hetih, serta pendiri @fiksimini – Agus Noor dan Clara Ng. Trus, buat fiksiminier yang punya karya, seperti buku atau kumpulan cerpen, atau komunitas menulis, juga boleh ‘promo’ disini. Seperti yang dilakukan temen2 HERMES, Kumcer Berlima, dan teman2 dari Jejakubikel. Dahsyat ya...dari sekedar kenalan di twitter bisa bikin grup kecil dan nulis buku bareng! Pengeeeenn!! :p
Nggak cuma jadi buku, fiksimini yang dibuat para fiksiminier ini juga ada yang di film-kan. Kalau mau lihat karya2 mereka, searching aja di youtube atau masuk ke www.filmfiksimini.wordpress.com dan cari info disana. Kemarin di gathering nasional itu juga diputerin 5 film yang sudah dibuat oleh Fiksiminier Jakarta, Surabaya, Medan, dan Jogja.

