Rabu, 26 Januari 2011

Surat Cinta 1

Jika ini jadi kukirimkan padamu, pasti kau membacanya di kota yang berbeda denganku. Mungkin kau masih di kereta. Kalau perkiraanku tepat, itu akan menjadi scene awal yang paling romantis dari visualisasi surat cinta ini.

Sebenarnya aku malu menyebut ini surat cinta. Nyatanya, kita tak pernah ngobrol tentang cinta. Kita pun tidak sedang terlibat dalam sebuah hubungan cinta. Tapi aku tak bisa menamainya apa, karena kalau bukan cinta, untuk apa kuketikkan ini di dinihari yang kosong.

Cintaku padamu itu dulu. Duluuuu sekali, belasan tahun yang lalu. Ketika kita mulai beranjak remaja. Apalah yang bisa diandalkan dari cinta gadis belia, yang menyapa pujaannya saja tak pernah mampu. Yang meskipun detak jantungnya berisi sebuah nama, tetap saja ia tak berani mengungkapkannya. Nama itu namamu. Yang akhirnya kututup dengan nama-nama lain seiring dewasaku.

Pasti kau sulit memaknai ini. Tapi jika surat ini benar ada di tanganmu dan kau baca, kuharap kau mau berfikir sekali lagi untuk kembali. Aku akan menunggu di tempat pertama kita kembali bertemu. Aku akan menyiapkan percakapan yang lebih panjang untukmu. Dan aku tak akan melewatkan satu kesempatan yang datang itu untuk memintamu bertahan di sini, bersamaku.

(untukmuyangsebentarlagipergi)

1 komentar: