Reinkarnasi
Balancing…berpasangan….semua seperti itu di dunia ini. Maka, ada awal – ada akhir. Lalu bagaimana dengan reinkarnasi?
Reinkarnasi dipercaya sebagai ‘jalan’ bagi jiwa seseorang yang belum layak untuk mencapai ‘kesempurnaan’ utk memperbaiki diri dengan menempati badan kasar yang lain (note : gak Cuma dari manusia ke manusia, tp bisa ke tumbuhan, hewan, atau makhluk yg lebih ’rendah’ daripada manusia). Setelah ‘bersih’ dan dianggap layak, maka jiwanya bisa ‘mencapai’ moksa. Singkatnya seperti itu yang diyakini oleh teman2ku yg beragama Hindu.
Jujur, aku belum bisa menerima ‘teori’ itu. Maaf sebelumnya untuk yang berbeda pandangan dengan tulisan ini.
Menurutku, setiap jiwa bertanggung jawab atas dirinya, nggak ada ’dosa turunan’. Lalu, mengapa harus ‘dibawa’ ke generasi2 berikutnya untuk ‘menebus’ kesalahan di masa lampau? Kasian dunks! Apalagi kl ‘menjelma’ jadi tumbuhan or hewan. Lagi pula, kalau jiwa2 itu ber-reinkarnasi, knp manusia tambah banyak? My lovely friend, Inten, said : "...itulah mengapa pohon dan hewan makin dikit.." Hehehe....sebentar..sebentarr..jeng...
’Komponen’ hewan & tumbuhan itu berbeda dg manusia. ’Komponen’ di sini maksudku gak cuma secara fisik loh. Bukan hanya secara badan kasar, tapi jg badan halus (jiwa, karakter). Kalau reinkarnasi sering diibaratkan dengan seorang yang ganti2 baju, dimana si orang tetaplah sama, maka akan ’tidak cocok’ dg kasus manusia ’jadi’ hewan or tumbuhan tadi.
Look at this :
Jiwa manusia yg tetap = si orang yg tetap tadi.
Hewan / tumbuhan / another thing yg berubah2 or 'mewujud' = baju-baju yg ganti2 tadi.
Apakah saat ada manusia 'menjadi' hewan or tumbuhan ia tetap memiliki jiwa manusia? Kemampuan rohani as human? Ternyata tidak. Hewan & tumbuhan nggak punya akal dan nafsu, mereka hanya punya insting. Lalu, bagaimana kelakuan mereka (hewan-tumbuhan tsb) bisa dinilai dan disejajarkan dengan kelakuan manusia ’baik’ lainnya hingga layak mencapai moksa, secara mereka gak ’terganggu’ dengan godaan nafsu? Apes manusianya doongs...
Menurutku kok malah teori reinkarnasi ini gak dewasa ya. Gak menggugah semangat untuk jadi ‘orang baik2’... lha wong pasti ada kesempatan2 lain lagi...berasa kurang tanggung jawab aja...ini menurutku loohh!! (Yaaa..soale kalo ndak jadi pohon padi, mungkin bisa jadi lalat nakal yang hinggap di tangan mas-mas ganteng...lumayan hehehe…piss ah!!).
Then, bagaimana dengan dejavu?
Seorang teman pernah bilang bahwa reinkarnasi bisa ‘menjawab’ fenomena dejavu. Mungkin maksudnya adalah saat kita merasa pernah berada dalam kondisi dan situasi yang sama, itu menjadi bukti bahwa jiwa ini pernah mengalami hidup sebelumnya. Pertanyaanku adalah, kalau reinkarnasi dijadikan sebagai ‘alat’ untuk memperbaiki diri, mengapa harus mengulang satu keadaan-kondisi-situasi yang sama? Kalau dejavunya lagi memperkosa monyet gimana?
Menurutku, Fenomena dejavu adalah ‘pelajaran Tuhan’ yang ditunjukkan ke manusia bahwa tak terkena fenomena ruang-waktu bagi-NYA itu sangat mungkin sekali! Coba inget2 lagi saat kamu mengalami dejavu. Pada saat itu terjadi, kamu akan mengalami 3 waktu sekaligus : pernah mengalami - sedang (karena hal itu terjadi saat itu juga dihadapanmu) - dan tau apa yang akan terjadi sesaat kemudian dalam peristiwa itu (seperti sedang mengamati frame demi frame dalam rangkaian negative film, right?). Lalu kamu pasti akan merasa bahwa ‘waktu’ menjadi sangat tidak berarti, coz u knew everything. See?!
***
Hemm....malam ini aku ingin 'reinkarnasi' jadi layar monitor editing...biar dilihat terus olehmu! huahahaha..gariiiiingggss!! :p
ndri, kalo bosen reinkarnasi jadi layar editing (cuma dilihat doang :p). sesekali boleh lah.. reinkarnasi jadi mouse aja, biar dipegang terus. ato jadi keyboard, biar dipencet2 terus.
BalasHapuswikikikik.......
ps. laptopnya mau yang merk acer ato cari merk lain??? :p
Aseeeemmmm!! Pegel dong dipencet2 terus..bisa gepeng nanti! huahahaha....
BalasHapusKan ada slogan : "Dilihat boleh, dipegang jangan" Itu pasti bikin penasaran! wekekekekek...
merk 'BAGUSTAPIMURAH' ada gak ya?:P
it's all about what do you believe, so does reinkarnasi..
BalasHapusCiao Italia: Catatan Petualangan Empat Musim
BalasHapusPenulis: Gama Harjono
Penerbit: Gagasmedia, 2008
Apakah berkeliling Eropa salah satu impianmu? Atau bersekolah di luar negeri dan bergaul dengan teman-teman baru yang selalu haus petualangan? Buku ini mengajakmu untuk melewati ruang-ruang kelas universitas di Italia, galeri seni ternama, sampai pesta-pesta mahasiswa Eropa yang seru.
"Ciao Italia" akan membawamu menikmati tempat-tempat di pelosok Mediterania, mulai dari kota metropolis berusia lebih dari dua milenium hingga desa terpencil yang menyimpan banyak harta karun seni dan kejutan tak terduga (buktikan dengan foto-fotonya yang fantastis). Plus tip backpacking ekonomis: mendapat akomodasi gratis di Eropa, mencari tiket, hostel dan makanan murah selama perjalanan.
Setiap kisah dan suka-duka saat berusaha mengenal Italia, ditoreh dengan sebuah kejujuran dari seseorang yang akhirnya terlalu mencintai negeri Pasta ini.
'The judge' of our believe is our conscience, so let's found it!
BalasHapus