Meskipun tidak ada maling yg mengaku maling, tapi boleh toh, di bulan Ramadhan ini kita memupuk prasangka baik selalu?!hehe....
Belum ada pernyataan resmi dari Malaysia bahwa mereka mengklaim Tari Pendet sebagai kepunyaannya, sehubungan dengan pencantuman gambar Penari Pendet pada iklan pariwisata Malaysia. Lalu, kenapa kita langsung kebakaran jenggot? Curiga dan tak mau kecolongan? Bagus sih, tapi kalau nggak terbukti, malu sendiri loohh!!;>
Barongsai pernah dimunculkan dalam promosi wisata Indonesia, dan kita tidak bermaksud mengklaim budaya asal Cina itu sbg milik kita. Di bumper program acara wisata televisi, kita sering melihat gambar ikon2 wisata luar negeri, seperti Menara Eiffel, Jembatan Sydney Harbour, Patung Liberty, dll ditampilkan. Apakah kita mengklaim itu milik Indonesia? Apakah kita telah minta ijin dari negara2 pemiliknya? Apakah negara2 tersebut marah sama kita? Yang pasti mereka diuntungkan dengan promosi gratis di Indonesia. Sekarang coba tanya, siapa diantara kita yg tidak ingin ke Perancis untuk melihat Eiffel? Lalu pilih mana, melihat Patung Liberty atau Patung Pancoran? Trus kenapa juga pilih mencantumkan gambar Jembatan Sydney dibanding Jembatan Suramadu di opening bumper program wisata di tv kita? Terakhir, seberapa banyak orang tua yang bangga menggunakan bahasa daerah kepada anak2nya dan seberapa banyak orang tua yang lebih suka anak2 mereka les tari tradisional atau gamelan dibanding les balet, salsa, serta nge-band? :/
Memang 'sialan' kalau sampai kebudayaan nenek moyang kita diaku dan diambil bangsa lain. Nggak salah juga kalau kita resah dan 'mati-matian' membelanya. Kalau mencintai berarti juga bangga dan menjaga, mari kita tanya pada diri ini, apa yg sudah kita lakukan pada budaya bangsa sendiri?
(O,iya....selamat menjalankan ibadah2 di bulan Ramadhan 1430 H, semoga kita semua sampai pada kemenangan!;>)
Hanya ada satu cinta
BalasHapusdengan bumbu rindu selalu
Hanya ada satu rindu
tanpa ragu, tanpa cemburu
Hanya ada satu cinta
bukan tujuh, bukan seribu
Cinta kita, cinta bersama
da da da da da
Reff.
A.C.I
aku cinta Indonesia
A, bisa Amir
C, bisa Cici
I, bisa Ito
Tapi A.C.I
Aku Cinta Indonesia
kalau yang menggunakan itu negara yang berulang kali "maling" masak masih tetap bisa positif thinking bisa-bisa akan terus kecolongan dong, makanya harus segera bertindak tuh. lagian pemerintah kalau gak ada yang protes atau demo gak juga bergerak. kalau masalah jembatan atau menara kan emang bangunan fisik jadi ya disitu itu letaknya. kalau eifel ya semua tahu itu di paris gak mungkin diklaim milik jakarta. jadi aku rasa gak masalah. kalau harusnya ada bumper yang pakai icon bangsa sendiri semua kembali ke moralitas para pembuat acara tv dong, kecuali kalau penonton ada ruang buat kut campur bikin konsep bumper. soal penerus kesenian emang benar sekarang lebih keren kalau les musik atau les balit, tapi aku pribadi lebih senang anakku belajar tari tradisional atau gamelan aja. Amiin.. Semoga hari-hari kedepan lebih menyenangkan untuk semua ya..
BalasHapusiya....
BalasHapusiya....
sedih..ya!!
marah ya..!!
hi....indri..update terus dongg!!biar tau kabar nih...
@Gust : Hahaha...pas banget! Wkt aku posting tulisan ini, yg terngiang2 di kepala adalah lagu ACI itu!hehehe....
BalasHapus@Wayan : eh, kalau malingnya narsis, dia bisa bilang begini, "Eiffel itu letaknya memang di Perancis, tp yg buat dan biayanya dari negara saya, so..itu milik kami!" lalu hanya orang2 bego yg mau percaya, sementara yg lainnya berlalu dan menganggapnya gila.Hehehe...
Hidup Indonesia!
Btw, ini Inten ya?
@Jogjacreative : weisss...Pascal is back! heuheu...
Aku update terus ko, kang:)
Iya, Ndri, setuju. Tari Pendet diklaim negeri tetangga itu menggelikan!
BalasHapusGimana kabarnya, Ndri? iya, aku temen sma mu dulu di Wirobrajan itu ;)