Kemarin, BJ nunjukin foto2 liburannya ke beberapa negara di Eropa, diantaranya mengunjungi Menara Eiffel dan Pissa di Roma.
Aku : “Abang naik ke atas menara juga, kan?”
BJ : “Nggak lah...antrinya panjang banget!”
Aku : “Hah? Masa’ sih...kan sayang udah sampai sana, Bang!”
BJ : “Iya, tapi bisa berjam-jam antrinya....mau bayar berapa parkir mobilku nanti...”
Wah, kalau aku jadi BJ, pasti akan kubela-belainantri meskipun berjam-jam, meskipun diantara ribuan orang, untuk bisa mencapai kedua puncak menara yang tersohor itu! Once in a lifetime, cuy!
Kira2, berapa ya, pendapatan yang diperoleh negara Perancis dan Itali dari sektor wisata mereka? Menara-menara itu saja yang mengunjungi ribuan orang setiap hari. Sambil menunggu, wisatawan bisa mengunjungi lokasi lain. Transportasi maju, tempat makan-minum pasti laris, pekerja jasa pasti banyak, toko2...penginapan...penjual souvenir....hemm...wajar aja orang sana kaya-kaya!:p
Diam-diam aku sedang meng-compare keadaan itu dengan Indonesia. Meski lokasi wisata banyak dan bagus, mana ada sih, yang peminatnya sampai antri ribuan setiap hari begitu?:/
Sempet ngobrol2 sama mr.rawalumbu juga, dia yg hobi browsing di google earth untuk nyari jalur2 perjalanan (nyari mulu, kapan jalannya cuy! Haha...), cerita tentang trip ke sebuah pulau di daerah Pasifik yang cuma bisa dijangkau dengan dua penerbangan dari Cina atau Philipina. Padahal, lokasi pulau tersebut lebih dekat dijangkau dari Sulawesi atau Maluku. Sayangnya, nggak ada penerbangan kesana dari Indonesia. Dan kesempatan untuk membuat Wisatawan dari seluruh penjuru dunia ‘mampir’ ke Indonesia, pupuslah sudah.
Obyek2 wisata kita kadang ‘aneh’ sih. Gimana orang mau datang lagi atau berbondong2 mengunjungi, kalau saat beli tiket di loket masuk aja nggak diberi senyum ramah, bahkan dilirik pun jarang! Bungkus permen, tisu bekas, atau kulit kacang kadang berserakan. Barangnya kecil, tapi tetep aja mengganggu pandangan mata! Tetep aja itu sampah dan bikin kotor! Penjelasan tentang obyek atau papan penunjuk arah juga minim. Keberadaan toilet, tempat sampah, kran air untuk sekedar cuci tangan juga terbatas dengan kondisi yang jarang bersih! Baru masuk obyek wisata, udah dikerubutin sama tour guide lokal atau pedagang asongan atau penjual cinderamata. Mau beli makanan-minuman di lokasi, mahal karena harganya harga ‘palakan’! Hhhh...:(
Indonesia punya banyak lokasi wisata yang bagus, tapi modal itu belum cukup. Infrastruktur penunjang seperti akses ke lokasi, transportasi dan akomodasi baru di beberapa tempat saja yang memadai. Belum lagi tingkat ‘sadar wisata’ masyarakat sekitar lokasi wisata juga masih kurang. Sejauh aku melakukan perjalanan, baru masyarakat Bali yang terlihat jelas ‘sadar wisatanya’. Bukan karena daerah mereka adalah tujuan wisata nomor satu di Indonesia, tapi mereka sendirilah yg mampu menciptakan Bali menjadi nomor satu itu. Alam mereka yang indah dan kebudayaan mereka yang masih terjaga benar2 dijadikan modal untuk menarik wisatawan. Kreativitas pun tercipta. Lokasi2 penunjang wisata yang dibangun, nggak cuma asal jadi, estetika tetap ada, ke-khas-an daerah tetap dimunculkan. Keramahan penduduk lokal ditambah kemengertian mereka akan potensi di daerahnya, membantu sekali. Jarang aku temui parkir kendaraan yang bayar, sementara di daerah lain..baru berhenti sebentar aja udah ‘dipalak’ biaya parkir yang tanpa bukti jelas itu. Pengamen, anak jalanan....kayanya juga jarang atau malah nggak ada...atau mungkin, aku belum pernah nemuin aja..hehe...:p
Lokasi dan kondisi seperti Bali itulah yang disebut Wisata positif, kalau kata Pak Jero Wacik. Artinya, siapapun yang pernah datang, pasti ingin kembali lagi, bahkan sebelum ia benar2 pergi dari tempat itu!;> Parahnya, kalau sampai ada lokasi wisata yang bikin kapok! Ini biasanya disebabkan, lebih banyak, oleh ketidakramahan orang2 di lokasi atau bahkan ‘dijahati’, ditipu, dibohongi, dipalak...yg membuat wisatawan tidak nyaman...dan kapok itu tadi!:D
Kita bisa kok, ikut mengembangkan pariwisata Indonesia, contohnya dengan mempromosikan wisata2 yg ada lewat blog yang kamnu punya, berkunjung ke obyek2 wisata yg ada, menjaga kebersihan Indonesia (nggak cuma di lokasi wisata, loh ya!), helpfull dengan para wisatawan yg datang ke lokasi wisata di sekitar kita. Mau itu domestik ataupun manca, semua adalah pendatang yang ingin senang2, ingin diperlakukan baik, ingin kemudahan, dan ingin punya kesan di tempat yg mereka kunjungi. Bravo, Visit Indonesia Year 2009!
Ngemeng-ngemeng, kapan ya aku bisa keliling Eropa kaya BJ gitu????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar