Jumat, 05 Maret 2010

Nona Neli

Matanya melirik sirik ke arahku. Ini baru kejutan pertama buatnya. Aku, seperti amunisi yang siap dimuntahkan, demi membalas semua tatapan merendahkan yang selalu terlontar padaku. Sebut saja namanya Nona Neli. Blasteran Cina-India yang membuat warna kulitnya aneh dimataku. Anak semata wayang keluarga konglomerat yang semakin mensahkannya untuk berbuat sesuka hati karena punya uang. Nona Neli salah untuk satu hal, merendahkan harga diriku. Tak akan kubiarkan itu!

Hari ini, aku mengenakan semua yang terbaik. Baju, sepatu, perhiasan, make up....meskipun harus menghabiskan seluruh uang tabungan yang rencananya untuk qurban tahun depan. Biarlah, demi menghajar si Nona sombong itu dalam satu pukulan telak yang menyakitkan!
Sejauh ini, usahaku tidak sia-sia. Semua mata yang biasanya tak menganggapku atau memandang biasa saja ke arahku, tiba - tiba menjadi sangat liar menelusuri setiap jengkal diriku. Kagum...penuh nafsu! Heh! Kalian memang bodoh!

Nona Neli semakin liar. Membenciku tak pakai nalar. Setelah kukalahkan kegaya'annya, kini kugoda kekasihnya. Tunggu saja, sebentar lagi akan kuambil kedudukannya. Aku, memiliki kartu truff untuk menggulingkan karirnya. Nona Neli pernah mencuri uang kantor meski hanya sehari. Tapi mencuri, tetap saja mencuri! Sedikit kubumbui, kejadian setahun lalu itu akan menjadi berita besar yang membuatnya malu seumur hidup! Dan ia membenciku. That's all i want!

Aku terduduk bisu ditepian malam yang perlahan benderang. Cukupkah? Puas sudah? Ah, aku ingin memencet tombol Delete untuk semua ini. It just fiction, my illution, and only imagination. Can you trust me for a second? Im tired and need to sleep :)

2 komentar:

  1. Hahahaaa.....koyo sinetron ABG tepatnya, ada sirik2an :p
    Embuh kuwi maksute opo, teko2 ngetik wae hihi...

    BalasHapus